Saya merupakan siswa yang sangat malas dalam belajar. Ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar, cara belajar yang terapkan oleh guru selalu sama; membaca buku, mengerjakan latihan soal yang biasanya terdapat di akhir bacaan, mendengar penjelasanya tentang ini dan itu, dan cara belajar seperti ini tidak menarik minat saya. Saya pikir inilah yang menjadi faktor yang membuat saya malas dan tidak ada rasa tertarik terhadap materi yang sedang dipelajari. Bukankah pada saat SD maupun SMP merupakan masa anak-anak yang aktif dalam diri mereka untuk melihat dan mencoba hal baru? Saya juga begitu. Ada banyak hal yang sangat ingin saya ketahui dan sangat ingin saya lakukan sewaktu duduk di bangku SD maupun bangku SMP.
Pada tahun-tahun pertama di sekolah dasar, saya selalu berada di rangking terakhir. Namun ketika kelas empat sampai kelas lima, ibu saya memasukkan saya ke Bimbel (Bimbingan Belajar). Bimbel ini berada di samping rumah saya dan hanya ada lima orang saja siswa di dalamnya. Tidak banyak memang, namun saya merasa bahwa kemampuan dan konsentrasi saya meningkat sedikit demi sedikit selama saya belajar di situ. Cara guru Bimbel mengajar pun membuat jiwa kanak-kanak saya bersemangat, jauh dari kata bosan; ia sering mengajari kami dengan cara menyanyikan materi pelajaran, atau lewat permainan-permainan yang tidak terduga. Cara belajar seperti ini terkesan santai dan menyenangkan dan saya jadi merasa betah. Dampak positif lainnya, saat kelas empat, rangking saya yang awalnya di peringkat 20-an naik ke peringkat belasan. Hal ini membuat saya merasa senang sekaligus bangga atas apa yang saya capai. Dua tahun kemudian, atau saat saya sudah duduk di kelas enam, guru Bimbel saya beralih profesi dari mengajari anak-anak menjadi menjaga anak. Bimbel itu pun tutup.
Setelah lulus SMP, saya pindah rumah ke kampung halaman ibu saya. Jarak antar tempat tinggal saya dan sekolah baru saya kurang lebih setengah jam menggunakan sepeda motor. Di sekolah baru ini saya sempat kaget sebab semua siswa menggunakan gawai saat belajar – saya pikir penggunaan gawai hanya pada saat masa Covid – 19 saja. Rupanya model pembelajaran di sekolah ini sudah lebih canggih dari sekolah saya sebelumnya; guru-guru di sekolah ini menggunakan aplikasi Microsoft Powerpoint sewaktu menjelaskan materi pelajaran, atau menggunakan video, atau melalui Learning management system (LMS). Dari banyaknya metode tersebut, saya paling senang belajar dengan cara menonton video ditambah sedikit penjelasan berupa cerita. Contohnya, guru mata pelajaran ekonomi saya bercerita mengenai krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada 1998. Cerita itu kemudian ia kaitkan dengan macam-macam inflasi yang saat itu merupakan materi yang kami pelajari. Ringkasnya; saya lebih memahami materi sebab ia menyuguhkan video yang berhubungan dengan dampak inflasi. Saya juga suka melihat animasi yang muncul di antara slide powepoint yang ia tampilkan.
Dengan cara belajar seperti ini, saya merasa lebih bersemangat dan lebih mudah memahami materi. Cara belajar seperti ini juga terkesan santai, sebab kita seperti sedang menonton di sebuah gedung bioskop bersama teman-teman.
Menurut Pejabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, beberapa manfaat belajar menggunakan media audio visual antara lain: Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; materi pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik; metode pengajaan akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosen dan guru tidak kehabisan tenaga, apabila guru mengajar untuk setiap jam pengajaran; dan siswa lebih banyak melakukan aktifitas belajar seperti mengamati, dan mendemonstrasikan sesuatu.
Saya sangat setuju dengan pendapat tersebut karena, selain pancaindra, ia juga memengaruhi kejiwaan saya. Karena penasaran, saya iseng-iseng melakukan survei dengan subjeknya teman-teman saya sendiri. Rupanya sebagian besar dari mereka juga lebih suka atau lebih tertarik belajar melalui media audio visual. Berikut hasil survei yang saya lakukan:
Mengapa saya sangat yakin dalam survei ini? Karena ketika guru memutar, kelas yang tadinya dipenuhi suara teman-teman saya seketika tergantikan oleh suara dari layar monitor dipapan tulis. Hal ini membuat semua mata terpaku pada gambar-gambar yang bergerak di layar depan seakan-akan semua merasa tertarik pada apa yang akan ditayangkan, dan hal semacam ini selalu terjadi setiap kali guru mengajar menggunakan video sebagai media pembelajaran. Saya sendiri merasa dimanjakan dengan anek warna yang muncul di layar monitor, juga karakter-karakter yang digambarkan, lengkap dengan suaranya.
Selain cara belajar ini menarik minat dan mudah dipahami oleh saya, video pembelajaran juga bisa digunakan saat guru sedang sibuk. Artinya, proses belajar bisa tetap berjalan sebab ia selalu mengunggah video ke dalam LMS, yang terhubung dengan YouTube dan Google. LMS itu sendiri semacam platform (website) yang digunakan oleh para guru di sekolah ini. Video yang diupload oleh guru, dapat diputar ataupun ditonton kembali oleh saya di mana atau pun kapan saja. Baik itu saat saya sakit hingga harus berada di rumah, namun saya tetap bisa mengikuti proses pembelajaran hingga tidak tertinggal materi. Jika guru yang mengajar memberi tugas dalam bentuk video, baik itu di LMS atau lewat grup Whatsapp mata pelajaran. Oleh karena itu, menurut saya cara belajar seperti ini sangat efektif dalam mengerjakan tugas dan mengulang kembali materi.
Saya merasa bahwa cara belajar semacam ini sangat memengaruhi perkembangan intelektual dalam diri saya. Karena dari metode belajar inilah saya dapat mengembangkan intelektual yang ada secara tepat. Dengan memanfaatkan teknologi yang ada, saya merasa dapat menyentuh berbagai informasi yang saya butuhkan dan ini tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Melalui aplikasi Ttiktok, misalnya, informasi yang kita dapatkan tidak hanya seputaran dalam negeri, namun juga informasi mengenai peristiwa yang terjadi di luar negeri atau di benua lain bisa kita dapatkan dengan sangat mudah dan praktis.
Oleh karena itu, saya yakin bahwa setiap siswa memiliki potensi dan skill pada diri mereka, intelektual ini tentu harus di asah dengan tepat. Menurut saya, salah satu cara dalam mengasah hal ini, ialah dengan proses belajar yang dilakukan sesuai pada minat siswa, karena nantinya tidak cuman berpengaruh pada intelektual saja, namun juga berpengaruh pada karakter yang terbentuk pada siswa akhir nanti. Selain melalui video, para guru juga memanfaatkan LMS sebagai penyampain materi berupa tulisan, mengatur jadwal interaksi antar guru dan siswa, mengerjakan soal, bahkan ujian harian maupun ujian smester bisa dilakukan di LMS. Melalui E-Raport, saya bahkan dapat melihat nilai akhir saya sebelum menerimanya dalam bentuk cetak.***
Biodata Penulis
NAMA : KHAYRA PUTRI MAHARANI
TEMPAT TANGGAL LAHIR : KIJANG, 23 JANUARI 2007
AGAMA : ISLAM
NISN : 0076715837
ALAMAT : KAMPUNG BUGIS
RT/ RW : 002 / 002
KELURAHAN / DESA : KAMPUNG BUGIS
KECAMATAN : KEC. TANJUNG PINANG KOTA
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN